SCAI Expo 2018, Konferensi Pertama Kopi Spesialty Indonesia di Sanur

02 September 2021

Kopi Indonesia memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan yang dihasilkan dari negara lain. Hal itu, dikatakan Chairman Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), A. Syafrudin, menjadikan kopi Indonesia menjadi varitas yang spesifik.

Selain dalam pemrosesannya juga dinilai sangat spesifik. Ia mencontohkan, kopi Bali banyak digunakan sebagai sarana upacara. Dengan penanganan yang khusus dalam sebuah ritual diyakini, berpengaruh terhadap cita rasa yang berbeda.

“Selain struktur tanahnya di setiap daerah yang berbeda juga sangat mempengaruhi cita rasa kopi Indonesia,” jelas Syafrudin di acara SCAI Expo 2018, 1st Indonesian Specialty Coffee Conference Resume di Hotel Grand Bali Beach Sanur, Sabtu, 19 Oktober 2018.

Di Bali sendiri, memiliki lahan 12 ribu hektar untuk kopi Arabika dengan basis di tiga wilayah, Bangli, Petang dan Wanagiri. Sedangkan lahan kopi Robusta mencapai 23 ribu hektar.

Untuk produksi kopi Arabika Bali mencapai 4.500 ton dan Robusta Bali mencapai 10 ribu ton. “Sehingga total angka produksi kita di angka 14 ribu ton Green Bean,” jelas Syafrudin.

Di tingkat Asean, pangsa pasar kopi mencapai 600 juta kustomer. Menurut Syafrudin, Indonesia harus mampu mengembangkan program skala Asean. Mengingat potensi market yang besar itu, ada tantangan yang harus dihadapi terutama, edukasi kepada para petani dan kustomer serta pelaku di sektor kopi spesialty.

“Sekarang kopi spesialty tumbuh dengan cepat, petani harus kita support,” ujarnya.

Related News