Berbagai Upaya Dilakukan SCAI untuk Membantu Kedai Kopi Terdampak PPKM
20 May 2022
MerahPutih.com - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan sejak awal Juli 2021 tentu saja sangat berdampak pada berbagai sektor industri. Salah satunya adalah industri kopi Tanah Air. Namun Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) tak tinggal diam. Asosiasi yang dipimpin Daryanto Witarsa itu terus mengupayakan berbagai hal untuk membantu kedai kopi-kopi yang terdampak PPKM.
“Survei yang kami luncurkan ke member kami menunjukkan selama PPKM ini, penjualan turun rata-rata di angka 70 persen sampai 80 persen. Artinya, pemasukan mereka tinggal 30 persen dari masa sebelum PPKM. Ini tentunya mengancam keberlanjutan industri kopi Indonesia yang sedang naik sebelum pandemi,” kata Executive Director SCAI Andi Fahcri.
Kepedulian SCAI terhadap industri kopi. (Foto: Instagram/aksi_scai)
Andi mengatakan data pertumbuhan kedai kopi specialty di Indonesia berada di angka 6 persen dalam empat tahun terakhir.
“Ini di atas rata-rata pertumbuhan dunia. Jangan sampai karena peraturan PPKM yang bervariasi ini malah membuat angka positif tersebut menjadi minus karena industrinya kolaps,” lanjutnya.
Di masa PPKM ini, SCAI banyak mendengar keluhan member mengenai merchant free dan layanan dari aplikasi daring. Kedai-kedai yang beroperasi malam hari pun tidak bisa beroperasi penuh dan membutuhkan platform lain untuk berjualan.
Sebagai asosiasi, SCAI turut mencari solusi dalam permasalahan ini. Salah satunya adalah melakukan audiensi dengan PLN bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia. Sebab, banyak kedai atau kafe yang pemakaiannya turun atau bahkan tidak beroperasi sama sekali tapi tetap dikenai biaya abonemen dasar listrik yang tinggi.
“PLN menolak usulan tersebut dengan jawaban bahwa ketentuan listrik dilakukan oleh DPR. Jelas pemerintah harus melakukan sesuatu untuk menolong sektor swasta untuk bertahan dalam kondisi ini,” kata Andi.
Andi Fachri selaku Executive Director SCAI. (Foto: Instagram/andifa__)
Inisiatif bantuan lain yang dilakukan SCAI yakni melakukan audiensi kepada penyedia platform online pesan-antar, Gojek dan Grab.
“Grab merespsons dengan cepat, tapi belum menemukan solusi yang pas. Di sisi lain, member SCAI juga memberikan ide agar SCAI memfasilitasi membuat aplikasi pesan layar-antar sendiri. Kami sedang berkoordinasi dengan beberapa pihak dan sejauh ini kami sedang berada dalam tahap identifikasi,” ujar Andi.
Andi berharap, semoga solusi ini segera terwujud dan industri kopi Indonesia bisa kembali bangkit dan semakin kuat. (and)